Tugas Bahasa
Indonesia Softskill
Tema : "Siapa Saya"
Nama : Natazia Amelia Agies
Kelas : 3EB19
NPM : 26209849
Ibuku dan
Aku
Seorang ibu hamil terlihat resah
menunggu kedatangan dokter kandungan yang telah berjanji akan menjadi dokter
operasi dalam kelahiran anaknya. Untuk menjaga kesadaraannya sampai kedatangan sang
dokter, ia berusaha mengingat kejadian apa saja yang telah di alaminya sampai
ia bisa berada disini. Ia adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang sedang
berada dalam usia 30an, memiliki suami yang alhamdulillah bisa memenuhi kebutuhan
sehari-harinya dan seorang anak laki-laki berusia 7 tahun. Beberapa bulan
setelah mengganti spiral KB nya, ia berkunjung ke dokter kandungan yang ia
datangi saat mengandung anak pertamanya. Sungguh tak disangka setelah melewati beberapa
pemeriksaan ternyata gejala-gejala yang ia alami belakangan ini adalah
gejala yang
biasa di alami oleh ibu hamil. Mendengar hal ini sang suami yang menemaninya
telihat sangat bahagia mendengar kabar dari dokter, sedangkan ia malah mulai
teringat dengan anak laki-lakinya. Ia mulai membayangkan akankah anak
laki-lakinya yang biasa sendiri mau berbagi dengan adiknya nanti.
Selama mengandung anak keduanya,
orang sekitarnya sudah memprediksi bahwa anak yang ia kandung adalah anak
perempuan dan besar kemungkinan adalah anak kembar. Dikarenakan besar
kandungannya seperti besar kandungan anak kembar pada umumnya. Dengan
bertambahnya bulan semakin berat pula perutnya sehingga ia membutuhkan
penyangga perut, untuk membantunya dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Menurut
pengalamannya dengan anak petama jauh-jauh hari ia sudah menyusun perlengkapan yang
ia butuhkan selama berada di rumah sakit, alhamdulillah berkat persiapannya
sehingga meskipun suaminya sedang bekerja dan ia hanya di temani adik perempuannya
tapi ia sudah siap.
Di pertemuan terakhir konsultasinya
bersama dokter kandungan, dokter mengatakan bahwa kemungikanan besar anaknya
akan lahir setelah tahun baru. Tapi yang namanya prediksi tidak sama dengan takdir,
karena manusia tidak bisa menentukannya
apalagi ia menginginkan kelahiran normal. Dokter lalu menjelaskan kepadanya,
apabila ada kemungkinan bahwa anaknya akan lahir sebelum hari natal maka
kemungkinan besar dokter akan datang telambat karena ia harus menghadiri dan menjadi
pengkhotbah dalam misa Natal tahun ini. Benar saja ia mulai mengalami pembukaan
saat dokter itu sedang berada dalam perjalanan menuju tempat khotbah, sambil
menunggu kedatangan dokter yang putar balik langsung menuju rumah sakit. Pantaslah
para suster daritadi bolak-balik mengunjunginya, agar ia sudah siap di operasi
saat dokter tiba.
Alhamdulillah dengan bantuan dokter
dan para suster rumah sakit ia berhasil melahirkan secara normal. Meskipun
orang-orang berpendapat bahwa bayinya akan kembar tapi kenyataannya adalah ia
melahirkan seorang anak perempuan dengan berat 4 kg dan panjang 51cm. Ia meberinya
nama Natazia Amelia Agies Badawi dengan pangilam Agis yang memiliki makna berarti
untuknya dan suami yaitu Natazia yang merupakan gabungan dari Natal dan Fauzia
karena lahir ketika malam Natal dan Fauzia adalah nama ibu hamil tersebut.
Amelia yang di ambil dari nama bunga arab amelia yang memiliki arti bunga
malaikat. Agies yang di ambil dari nama Ratu di jaman Nabi Sulaiman yang
bernama Ratu Balqis yang memiliki panggilan Agis. Dan Badawi Adalah nama keluarga
dari keluarga suaminya. Malam itu adalah hari kamis tanggal 25 Desember 1991 merupakan
malam dimana ia melihat pertama kalinya anak keduanya dan adik untuk anak pertamanya.
Meskipun ada hal yang perlu di sayangkan dikarenakan salah penulisan di akte
kelahiran yang mengakibatkan nama anak perempuannya menjadi Natazia Amelia
Agies tanpa Badawi.
Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya
dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan
dikemukakannya kepada orang lain.
Ada dua macam pola penalaran, yaitu:
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang
berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan
khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut
secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan
proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu
pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan
premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut.
Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya.
Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan
pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.
Contoh klasik dari penalaran deduktif:
- Semua manusia pasti mati
(premis mayor)
- Sokrates adalah manusia.
(premis minor)
- Sokrates pasti mati.
(kesimpulan)
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah
mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat
juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran
deduktif adalah penalaran induktif.
2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan
berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang
bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan
sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan
atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau
sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan
berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan.
Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang
mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.
Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:
Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh
dingin.)
Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
untuk membedakan preposisi umum seperti:
Semua es dingin.
Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.
Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.
Induksi kuat:
Semua burung gagak yang kulihat berwarna hitam.
Induksi lemah:
Aku selalu menggantung gambar dengan paku.
Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.
Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini
sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat
berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran
deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai
kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji
informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang
spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.
Penalaran Induktif dan Deduktif
September 23rd, 2011 • Related • Filed Under
Ada dua macam pola penalaran, yaitu:
•Metode Induktif
Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Bentuk dari metode induktif adalah generalisasi dan analogi.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi. Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.
Jenis-jenis penalaran induktif antara lain :
1.Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh Generalisasi :
• Nikita Willy adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
• Marshanda adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
Generalisasi:
Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
2. Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
•Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
•Meramalkan kesaman
•Menyingkapkan kekeliruan
•klasifikasi
Contoh analogi :
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
•Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan umum ke individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.
Contoh klasik dari penalaran deduktif:
• Semua manusia pasti mati (premis mayor)
• Sokrates adalah manusia (premis minor)
• Sokrates pasti mati (kesimpulan)
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif
Nama : Natazia Amelia Agies
NPM : 26209849
Kelas : 3EB19