Sabtu, 24 September 2011

Bahasa Indonesia 2

Tugas Bahasa Indonesia Softskill
Tema    : "Siapa Saya"
Nama   : Natazia Amelia Agies
Kelas   : 3EB19
NPM    : 26209849

Ibuku dan Aku

            Seorang ibu hamil terlihat resah menunggu kedatangan dokter kandungan yang telah berjanji akan menjadi dokter operasi dalam kelahiran anaknya. Untuk menjaga kesadaraannya sampai kedatangan sang dokter, ia berusaha mengingat kejadian apa saja yang telah di alaminya sampai ia bisa berada disini. Ia adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang sedang berada dalam usia 30an, memiliki suami yang alhamdulillah bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan seorang anak laki-laki berusia 7 tahun. Beberapa bulan setelah mengganti spiral KB nya, ia berkunjung ke dokter kandungan yang ia datangi saat mengandung anak pertamanya. Sungguh tak disangka setelah melewati beberapa pemeriksaan ternyata gejala-gejala yang ia alami belakangan ini adalah
gejala yang biasa di alami oleh ibu hamil. Mendengar hal ini sang suami yang menemaninya telihat sangat bahagia mendengar kabar dari dokter, sedangkan ia malah mulai teringat dengan anak laki-lakinya. Ia mulai membayangkan akankah anak laki-lakinya yang biasa sendiri mau berbagi dengan adiknya nanti.
            Selama mengandung anak keduanya, orang sekitarnya sudah memprediksi bahwa anak yang ia kandung adalah anak perempuan dan besar kemungkinan adalah anak kembar. Dikarenakan besar kandungannya seperti besar kandungan anak kembar pada umumnya. Dengan bertambahnya bulan semakin berat pula perutnya sehingga ia membutuhkan penyangga perut, untuk membantunya dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Menurut pengalamannya dengan anak petama jauh-jauh hari ia sudah menyusun perlengkapan yang ia butuhkan selama berada di rumah sakit, alhamdulillah berkat persiapannya sehingga meskipun suaminya sedang bekerja dan ia hanya di temani adik perempuannya tapi ia sudah siap.
            Di pertemuan terakhir konsultasinya bersama dokter kandungan, dokter mengatakan bahwa kemungikanan besar anaknya akan lahir setelah tahun baru. Tapi yang namanya prediksi tidak sama dengan takdir, karena  manusia tidak bisa menentukannya apalagi ia menginginkan kelahiran normal. Dokter lalu menjelaskan kepadanya, apabila ada kemungkinan bahwa anaknya akan lahir sebelum hari natal maka kemungkinan besar dokter akan datang telambat karena ia harus menghadiri dan menjadi pengkhotbah dalam misa Natal tahun ini. Benar saja ia mulai mengalami pembukaan saat dokter itu sedang berada dalam perjalanan menuju tempat khotbah, sambil menunggu kedatangan dokter yang putar balik langsung menuju rumah sakit. Pantaslah para suster daritadi bolak-balik mengunjunginya, agar ia sudah siap di operasi saat dokter tiba.
            Alhamdulillah dengan bantuan dokter dan para suster rumah sakit ia berhasil melahirkan secara normal. Meskipun orang-orang berpendapat bahwa bayinya akan kembar tapi kenyataannya adalah ia melahirkan seorang anak perempuan dengan berat 4 kg dan panjang 51cm. Ia meberinya nama Natazia Amelia Agies Badawi dengan pangilam Agis yang memiliki makna berarti untuknya dan suami yaitu Natazia yang merupakan gabungan dari Natal dan Fauzia karena lahir ketika malam Natal dan Fauzia adalah nama ibu hamil tersebut. Amelia yang di ambil dari nama bunga arab amelia yang memiliki arti bunga malaikat. Agies yang di ambil dari nama Ratu di jaman Nabi Sulaiman yang bernama Ratu Balqis yang memiliki panggilan Agis. Dan Badawi Adalah nama keluarga dari keluarga suaminya. Malam itu adalah hari kamis tanggal 25 Desember 1991 merupakan malam dimana ia melihat pertama kalinya anak keduanya dan adik untuk anak pertamanya. Meskipun ada hal yang perlu di sayangkan dikarenakan salah penulisan di akte kelahiran yang mengakibatkan nama anak perempuannya menjadi Natazia Amelia Agies tanpa Badawi.

Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya kepada orang lain.

Ada dua macam pola penalaran, yaitu:
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.

Contoh klasik dari penalaran deduktif:
  • Semua manusia pasti mati (premis mayor)
  • Sokrates adalah manusia. (premis minor)
  • Sokrates pasti mati. (kesimpulan)
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif.

2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.

Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:
Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
untuk membedakan preposisi umum seperti:
Semua es dingin.
Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.
Induksi kuat:
Semua burung gagak yang kulihat berwarna hitam.
Induksi lemah:
Aku selalu menggantung gambar dengan paku.
Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.

Penalaran Induktif dan Deduktif

September 23rd, 2011 • RelatedFiled Under
Filed Under: Umum
Penalaran merupakan suatu cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya kepada orang lain.
Ada dua macam pola penalaran, yaitu:
•Metode Induktif
Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Bentuk dari metode induktif adalah generalisasi dan analogi.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi. Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.
Jenis-jenis penalaran induktif antara lain :
1.Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh Generalisasi :
• Nikita Willy adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
• Marshanda adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
Generalisasi:
Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
2. Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
•Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
•Meramalkan kesaman
•Menyingkapkan kekeliruan
•klasifikasi
Contoh analogi :
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
•Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan umum ke individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.
Contoh klasik dari penalaran deduktif:
• Semua manusia pasti mati (premis mayor)
• Sokrates adalah manusia (premis minor)
• Sokrates pasti mati (kesimpulan)
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif

Nama : Natazia Amelia Agies
NPM : 26209849
Kelas : 3EB19